Indonesia kini menggunakan Pedoman Gizi Seimbang untuk menyiapkan pola hidup sehat masyarakat Indonesia menghadapi tantangan kelebihan gizi. Pedoman gizi seimbang ini merupakan pengembangan dari konsep 4 sehat 5 sempurna. Apa saja perbedaannya?
Prinsip 4 sehat 5 sempurna menyamaratakan kebutuhan gizi semua orang yang berusia di atas 2 tahun. Sedangkan Pedoman Gizi Seimbang (PGS) berprinsip, tiap golongan usia, status, kesehatan dan aktivitas fisik memerlukan PGS berbeda yang sesuai.
Menurut Prof.Soekirman, ahli gizi sekaligus guru besar dari Institut Pertanian Bogor (IPB), bila pola makan kita hanya berdasarkan pada susunan makanan yang terdiri dari 4 kelompok tanpa mempertimbangkan apakah jenis zat gizinya sesuai dengan kebutuhan, maka pola makan itu dianggap tidak sehat.
Dalam prinsip PGS, setiap kelompok umur memiliki kebutuhannya sendiri, misalnya kebutuhan gizi ibu hamil dan orang dewasa tentu berbeda. Demikian pula kebutuhan gizi kelompok lanjut usia.
"Seimbang berarti disesuaikan dengan kebutuhan. Jika seseorang rajin berolahraga tentu ia boleh makan agak lebih banyak dibanding orang yang kurang aktif," kata Prof.Soekirman dalam acara peluncuran buku Pedoman Gizi Seimbang di Jakarta (27/1/2011).
Ia menambahkan, setiap manusia membutuhkan makanan yang beraneka ragam karena tidak ada satu pun bahan makanan yang mengandung seluruh zat gizi yang dibutuhkan tubuh.
PGS juga tidak hanya memperhatikan aspek gizi namun juga mempertimbangkan berbagai faktor di luar makanan yang berpengaruh pada kesehatan, seperti aspek kebersihan makanan, aktivitas fisik, dan kaitannya dengan pola hidup sehat lain.
KOMPAS.com
KOMPAS.com