Tapi untuk melihat parade busana di Harajuku misalnya. Kita perlu menunggu sampai hari weekend. Tapi nggak perlu sampai begitu amat di Shibuya. Selain banyak banget cewek cantik berseliweran dengan rok mini, sepatu boots platform, make-up tebal, rambut berwarna (paling banyak pirang), kulit suntan buatan, dan aksesoris karya perancang terkenal, kita bisa melihatnya pada hari kerja.Gaya mereka itu dikenal dengan nama Kogal yang udah jadi sub-kultur di negeri matahari terbit ini.
Ada satu spot di Shibuya yang menjadi "ground zero" untuk mereka para pecinta fashion. Yaitu sebuah perempatan yang di sudutnya ada sebuah pusat perbelanjaan bernama Shibuya 109, atau dibaca Shibuya Tokyu. Nama 109 ini tuh buka nomer jalan atau gedung. Angka 10-9 dalam bahasa Jepang memang dilafalkan dengan bunyi To-kyu. Dari situlah nama tadi didapat.
Hai, yang minggu lalu sempat berseliweran di Tokyo, mampir juga pada pagi hari sekitar pukul 9.30 di lokasi ini. Sempat pesimis karena situasi di Shibuya 109 masih terlihat sepi, tapi akhirnya ada satu yang menarik mata. Seorang fotografer gondrong, dan seorang cewek dengan tampilan ala kogal terlihat jalan berdua. Sang cewek tampak segera pasang pose di depan teras gedung Shibuya 109. Fotografer Gondrong tadi langsung berlutut 4 meter di depannya, seraya membidik lensanya ke arah cewek cantik tadi. Keruan aksi ini mengundang pertanyaan para turis, termasuk Hai.
"Tempat ini memang jadi tempat para penulis fashion atau fotografer memburu wanita-wanita cantik nan gaya untuk tampil di majalah. Sehingga banyak para cewek berlomba-lomba untuk dress up supaya bisa tampil di majalah. Sebagian dari mereka beruntung, sebagian lain hanya sempat difoto saja," ujar Mickey Gun, sang pemandu tur Hai hari itu.
Sumber